SUNGAI MARTAPURA OBJEK WISATA MUSIMAN

Kalimantan Selatan adalah salah satu Provinsi yang ada dipulau Kalimantan yang daerahnya banyak mengalir banyak sungai. Diantara sekian banyak sungai yang ada disana adalah Sungai Barito, Sungai Tabalong, sungai Martapura dan masih banyak lagi sungai-sungai lainnya. Banyaknya sungai yang mengalir diprovinsi ini mengakibatkan kota Banjarmasin yang menjdi ibukota provinsi Kalimantan Selatan ini mendapat julukan sebagai kota Seribu sungai.

Seperti daerah-daerah lain yang mana daerahnya banyak mengalir sungai, pada awalnya masyarakat kota Banjarmasin menggunakan alat transportasi sungai untuk melancarkan kegiatan mereka sehari-hari. Tetapi pada perkembangannya selanjutnya, alat trnsportasi sungai mulai ditinggalkan karena perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam bidang transportasi. Alat-alat transportasi air yang dulunya menjadi primadona pada zamannya tersebut kalah bersaing dengan alat transportasi darat seperti Mobil, Kendaraan bermotor dan sebagainya. Kalah bersaingnya alat transportasi air ini tidak lepas dari kurangnya keefisienan waktu jika dibandingkan dengan alat transportasi darat walaupun soal biaya alat trnsportasi air jauh lebih murah.

Mulai ditinggalkannya alat transportasi sungai ini menyebabkan sungai Martapura yang dulunya sangat ramai dengan hilir mudiknya perahu yang mengangkut barang dagangan dan aktivitas masyarakat disekitar sungai (yang mengunakan perahu) mengalami penurunan yang sangat drastis dan bisa dikatakan sangat sepi. Hal ini menyebabkan daerah sekitar sungai martapura khususnya yang ada didepan Gubernuran dan Mesjid Sabilal Muhtadin menjadi tempat pembuangan sampah bagi masyarakat yang mendiami daerah sepanjang sungai tersebut.

Selain menjadi tempat penbuangan sampah, sungai Martapura juga menjadi Objek Pariwisata yang cukup menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Wiatawan yang datang kesana pada dasarnya karena ada event-event tertentu saja seperti lomba Dayung pada saat memperingati hari proklamasi 17 Agustus 1945, adanya pesta perahu hias pada saat memperingati hari lahirnya Kota Banjarmasin dan yang terakhir adalah adanya objek wisata perahu karet.

Sungai Martapura yang mengalir disepanjang Kota Banjarmasin ini pada hari-hari tertentu menjadi ramai karena ada event-event tertentu yang dilaksanakan oleh pemerintah kota setempat ataupun masyarakat sekitar. Diantara event-event yang sering dilaksanakan oleh pemerintah kota dan masyarakat diantaranya:

1. Lomba Dayung Perahu Naga (Dragon Boat)

Masyarakat Banjarmasin yang dulunya mayoritas menggunakan alat transportasi air (jukung/perahu) walaupun pada zaman sekarang alat transportasi air ini mulai ditinggalkan maka atas dasar untuk melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman dulu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan tahunan berupa Lomba Dayung Perahu Naga (Dragon Boat) untuk memperkenalkan budaya Bahari kepada masyarakat Banjramasin yang sekarang bisa dikatakan sudah terlena dengan kemajuan teknologi.

Lomba dayung Perahu Naga (Dragon Boat) ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk memperingati hari proklamasi 17 Agustus. Kegiatan Lomba Dayung Perahu Naga ini dilaksanakan setekah Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamsi yang dilakukan dihalaman gubernuran, setelah upacara Bendera selesai kegiatan lomaba dayung ini dibuka secara resin oleh Bapak Gubernur yang menjabat. Peserta yang mengikuti Lomba dayung ini berasal dari 2 kategori yaitu kategori pelajar (SMA/ sederajat dan SLTP) dan kategori umum (mahasiswa, masyarakat luas dan lain-lain). Lomba dayung ini bersifat daerah karena pesertanya diikuti oleh semua pelajar dan masyarakat se Kalimantan Selatan.

Kegiatan Lomba Dayung ini banyak menarik minat masyarakat lokal bahkan wisatawan asing karena kegiatan lomba ini sangat jarang diselenggarakan (bisa dikatakan 1 tahun sekali). Masyarakat yang datang kesana mayoritas bertempat tinggal di Banjarmasin dan sekitarnya seperti Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Kagiatan yang sangat jarang dan sarat akan budaya ini dimanfaatkan sekali oleh masyarakat untuk berekreasi kesana bersama keluarga atau teman dekat. Selain itu kegiatan Lomba Dayung ini merupakan event seleksi untuk atlet-atlet yang berbakat untuk mewakili daerah Kalimantan selatang untuk event yang lebih besar yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) atau Pekan Olahraga Daerah (PORDA).

2. Lomba Perahu Hias (Jukung Hias)

Seperti kegiatan Lomba Dayung, kegiatan Lomba Perahu Hias ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin yang biasa event ini dilakukan untuk memperingati hari Kota Banjarmasin. Kegiatan Lomba Perahu Hias ini dilakukan di Sungai Martapura Khusunya didepan gubernuran dan dilaksanakan pada malam hari menjelang memeringati hari lahirnya kota Banjarmasin.

Kegiatan ini ternyata cukup mengundang minat masyarakat Banjarmasin untuk datang kesana khususnya para remaja-remaja Banjarmasin karena tempat pelaksanaan dari kegiatan ini merupakan tempat yang biasa mereka pakai untuk ngumpul-ngumpul (nongkrong) bersama teman-teman mereka terlebih-lebih dilaksanakan pada malam hari (biasanya malam minggu). Setelah Lomba Perahu Hias ini berakhir, biasanya dilanjutkan dengan pesta Kembang Api yang disediakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ataupun dari para pengunjung yang datang kesana.

3. Perahu Karet

Kegiatan Perahu Karet ini tidak merupakan event yang dilakukan oleh pemerintah seperti kegiatan Lomba Dayung Perahu Naga (Dragon Boat) atau Lomba Perahu Hias (Jukung Hias) diatas, melainkan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat disekitar kota Banjarmasin yang sengaja datang ke Sungai Martapura (khususnya depan Gubernuran dan Pasar Lama). Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan poada sore hari dan sebagai puncaknya adalah pada hari minggu.

Pada awalnya kegiatan ini mendapat sambutan yang sangat hangat oleh masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya, dan tentu saja sangat menguntungkan para pedagang atau orang yang bermata pencaharian sebagai penjual atau tempat penyewaan (rental) perahu karet tersebut. Tetapi pada perkembangan selanjutnya kegiatan ini mendapat sorotan yang sangat tajam oleh pemerintah kota Banjarmasin karena menelan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengunjung dan kurangnya pengamanan yang dikerahkan pada saat kegiatan perahu karet itu berlangsung, serta minimnya alat keselamatan yang dipakai oleh pengunjung pada saat naik keperahu karet.

Tidak lama setelah adanya insiden yang menelan korban jiwa tersebut, Pemerintah kota Banjarmasin menutup Sungai Martapura untuk digunakan sebagai kegiatan perahu karet atas pertimbangan keselamatan. Padahal kegiatan perahu karet ini sangat baik kalau dijadikan objek wisata bagi masyarakat Banjramsin apabila dikelola dengan baik (segi keamanan pengunjung dan dibentuk tim penyelamat apabila terjadi insiden serupa).

5 Komentar

  1. Sebaiknya sungai Martapura dapat dimaksimalkan lagi pemanfaatannya oleh pemerintah, sehingga apa yang telah diamanatkan dalam visit kalsel 2009 dapat tercapai…..

  2. maksimalkan sungai martapura….. supaya banjarmasin menjadi kota yang punya nilai lebih

    • itu tugas kita semuanya sanakai….
      hidup sejarah…

  3. jika sungai martapura dikelola dengan baik, maka kal-sel tak kalah dengan wisata di luar negeri

  4. makasih infonya


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar